Istana Atlantis
Terpesona hati ku ketika membayangkan
Indah memukau berselimut kabut tipis umpama kayangan
Ketika itu sepasang mepati putih terbang beriringan
Hinggap dengan lembut di ranting kering nan rapuh
Ketika malam bertandang dan rembulan purnama menyapa
Tampak keduanya merenung mamandang di kejauhan
Akrab menyapa malam yang kian bernderang
Disiram cahaya rembulan
Disiram cahaya rembulan
Hatiku kian terpesona
Lupa aku akan kesedihan
Tenang jiwa seolah akan kumiliki seluruh istana itu
Dingin malam tidak lagi kurasa
Deru angin tiada lagi mampu menggerakkanku
Pandangan ku jauh...
Jauh sejauh mataku mampu memandang
Sehingga ku lupa di mana kaki perpijak
Hmmmmmm....
Alangkah aku merasa megah dengan perasaanku
Hijau, Biru semua warna milikku
Terang, Gelap kini dalam dekapanku
Tiada seorangpun yang mampu mengubahku
Di Ketika pagi datang menyapa
Kokokan ayam seolah menyuruh pagi segera datang
Kicauan burung seolah cemburu dengan perasaanku
Sehingga fajar semburat merah membelah langit
Aku yang hanyut dalam perasaanku
Terlena aku....
Tenggelam aku...
Kumengharap agar pagi jangan menghampiri ku
Biarlah malam ini akan menemaniku
Mentari itu datang melimpahkan cahaya dengan angkuhnya...
Kau pecahkan ketenanganku
Kau bakar kedinginanku....
Kau bangunkan aku dari mimpiku
Tanpa memperdulikan aku
kau terus membakar
Kabut-kabut tipis itu kini mulai sirna
Seolah gembira dengan kesedihanku
Mimpiku kini kian berhujung
Anganku seolah-olah ingin segera pergi
Berganjak jauh meninggalkan aku...
Hanyut bersama pancaran surya yang menyala
Aku terus hanyut dalam perasaanku
Tak perduli lagi aku dengan pancaranmu
Ku Eratkan pejaman mataku agar sirna cahaya itu
Ku Pujuk hatiku untuk terus bertahan..
Bertahan... dan terus bertahan
Namun tak mampu aku
Adakah keindahan itu ada
Dikala kubuka mata ini
Masihkah terbentang indah
Mahligai itu dikala mimpiku usai..?
Buka lah mataku angin..
Mentari ... hancurkanlah mimpiku
Walau hati kian berkecamuk..
Rumput itu ternyata masih menghijau..
Di bawahku taman-taman yang indah
Seolah mengharapkan kedatanganku
Membentang luas
Kabut tipis itu senantiasa menggodaku
Untuk aku pergi terbang jauh
Untuk aku pergi terbang jauh
Dahan yang kupijak kian rawan
Berat hatiku untuk terbang lagi
Meninggalkan segala kebahagiaan itu
Namun haruskah aku bertahan
bertengger dan bersarang di dahan rapuh itu
Datang lah malam
Datanglah dengan membawa apa yang kau ambil dariku
Kembalikan mimpi indahku
Letakkan semula Istanaku yang sirna..
Aku akan menunggu dan terus menunggu
Sampai kutahu kamu tidak akan kembali lagi
Marwi @ 15 Oktober 2010, 20:25 Malam
0 comments:
Posting Komentar